2. Kegiatan berikutnya adalah penyempaian materi oleh Narasumber (Ahmad Zamiro) dimana kegiatan diawali dengan kegiatan ice breaking "tanya dan temukan" dengan berdasarkan pertanyaan bulan lahir, menu sarapan, tahun lahir dan jenjang kelas yang diampu. Guru berjuang menemukan persamaan dengan kelompok sebanyak 5 guru. Setelah guru menemukan kelompok berdasarkan kategori yang diminta. Kemudian dilakukan refleksi dengan pertanyaan pemantik "Apa tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mencari persamaan" pertanyaan pemantik kedua "apa yang harus dilakukan agar mudah menemukan pasangan". Setelah guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang melakukan refleksi baru kita menarik kesimpulan secara bersamaan yaitu "untuk dapat mewujudkan visi sekolah bapak/ibu sangat penting untuk saling memahami, menanyakan, mendengarkan, dan menemukan persamaan di tengah banyak perbedaan yang mungkin menimbulkan masalah. Ketika kita punya sudut pandang yang sama antara guru, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya tentang visi sekolah dan profil murid yang mau dicapai. Maka kita akan lebih mudah menjalankan komitmen kita. Kegiatan ice breaking dilakukan untuk menyemangati dan mencairkan suasana agar peserta lebih siap dalam kegiatan workshop selanjutnya.
setelah guru-guru selesai menyaksikan video 5 Tahapan Inkuiri Apresiatif (BAGJA) guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang kemudian diminta untuk bercerita Ambil pembelajaran dari proses belajar dan mengajar. Apa saja yang sudah baik, dan apa saja yang perlu ditingkatkan? lalu pada kegiatan Gali Mimpi guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang, guru-guru diminta untuk menceritakan dengan singkat harapan/mimpi warga sekolah yaitu murid, orang tua dan guru/kepala sekolah agar pembelajaran semakin berdampak pada murid? dengan pesan kunci Apa saja harapan / mimpi agar pembelajaran di Sekolah yang berdampak pada murid? apa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya? pertanyaan-pertanyaan pesan kunci tersebut bapak dan ibu guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang menuliskan pada aplikasi Jamboard yang sebelumnya sudah persiapkan oleh narasumber.
Setelah dirasakan peserta Workshop Sharing Praktik Baik telah memahami penilaian Inkuiri Apresiatif (BAGJA) maka Narasumber mengarahkan peserta untuk membuat beberapa kesimpulan diantara adalah :
a. Menarik pembelajaran dari pelaksanaan proses belajar dan mengajar selama ini penting dilakukan agar kita mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih menjadi tantangan. Sehingga pada masa depan upaya perbaikan terus bisa dilakukan agar pembelajaran semakin berdampak pada murid.
b. Mendengarkan dan menggali harapan warga sekolah yaitu orang tua, guru/kepala sekolah dan murid sangat penting agar pembelajaran yang berdampak pada murid sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita bersama. Sehingga kolaborasi dan gotong royong dapat terus ditingkatkan.
c. Kita semua perlu mengingat bahwa kolaborasi dan gotong royong adalah kunci untuk mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid.
4. Materi berikutnya adalah materi Komunitas Praktisi. Komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. (Wenger, 2012). dilanjutkan menyampaikan tujuan dasar dari komunitas praktisi yaitu Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran, Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota, Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka, Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi dan Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.
Narasumber juga menyampaikan Karakteristik Komunitas Praktisi dimana Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain:
a. Domain: Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, Identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu.
b. Komunitas: Adanya tatanan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin/reguler, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi
c. Praktik: Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya: informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video.
Narasumber juga menyampaikan Contoh Komunitas Praktik Guru di Sekolah Menengah Pertama Merdeka antara lain :
a. Domain: Guru-guru dari Sekolah Menengah Pertama Merdeka yang memiliki tujuan untuk menjadi guru yang berpusat pada murid
b. Komunitas: Adanya kesepakatan pertemuan dua minggu sekali di sekolah untuk belajar bersama dan berbagi praktik baik
c. Praktik: Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto dan video kegiatan, dan kumpulan dokumen hasil refleksi peserta.
Narasumber juga menyampaikan jenis aktivitas komunitas antara lain :
a. Berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari penyelesaian masalah
b. Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah
c. Berbagi pengalaman menjalankan praktik
d. Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah diambil untuk melakukan perbaikan
e. Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar
Komunitas Praktisi adalah sebuah komunitas dapat saling mengisi, anggota komunitas dapat berinteraksi untuk berbagi maupun berkolaborasi. Dan setiap peserta dapat kembali membagikan pengalaman (praktik baik) dan pengetahuannya kepada orang lain. setelah penyampaian materi komunitas praktisi dianggap sudah cukup maka sesi 4 berakhir.
5. Pada sesi ini pemateri menyampaikan materi Pembelajaran
Berdiferensiasi atara lain sebagai berikut:
Menurut Tomlinson (2000)
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Jika kita lihat dari Tujuan Pembelajaran berdiferensiasi adalah Agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Bagaimana Orientasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi
membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala.
Bagaimana Strategi
Pembelajaran
Berdiferensiasi jika dilihat dari Diferensiasi Konten strateginya yaitu membedakan pengorganisasian dan
format penyampaian konten. Konten adalah
materi pengetahuan, konsep, dan
keterampilan yang perlu dipelajari murid
berdasarkan kurikulum. dari segi Diferensiasi Proses dimana murid dapat berlatih dan memahami konten
(isi) materi dan apabila kita lihat dari Diferensiasi Produk strategi yang dilakukan yaitu memodifikasi produk hasil belajar
murid, hasil latihan, penerapan, dan
pengembangan apa yang telah dipelajari.
Tiga aspek kebutuhan belajar siswa menurut Tomlinson (2001) adalah Kesiapan belajar (readinees), Minat Murid dan Profil Belajar Murid. Kesiapan Belajar (Readiness)
Murid adalah Tingkat kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualnya (IQ) namun
pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh murid saat mereka akan belajar
apakah sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan.
Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan
belajar adalah untuk memodifikasi sejauhmana tingkat kesulitan dalam bahan ajar yang akan
diajarkan sehingga murid dapat memenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas,
Simonette & Ramsook, 2013). Minat murid
Menurut Tomlinson (2001) ada beberapa tujuan pemetaan murid dalam merancang pembelajaran
dengan mempertimbangkan pada minat murid antara lain:
1) membantu murid menyadari bahwa adanya kecocokan atau kesesuaian visi antara sekolah dan keinginan
murid sendiri untuk belajar,
2) menunjukan adanya keterhubungan antara semua pembelajaran (terintegrasi),
3) menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan bagi murid untuk
mempelajari keterampilan atau ide yang belum familiar bagi mereka dan
4) meningkatkan motivasi dan semangat belajar murid. Pendidik pastinya sudah memahami bahwa setiap
tahun murid yang berbeda akan menunjukan minat yang berbeda-beda pula. Profil Belajar murid adalah Gaya belajar murid dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Belajar lewat melihat (Visual) melalui media diagram, powerpoint,
catatan, grafik, peta, bagan, video dsb,
2 Belajar dengan mendengar (Auditory) melalui penjelasan guru,
membaca dengan suara keras, mendengarkan musik dsb,
3) Belajar dengan menggerakan hanya sebagian atau seluruh tubuhnya
(Kinestetik) melalui perenggangan tubuh, hands on, memegang atau
menyentuh benda-benda yang menjadi bahan atau materi pelajaran yang
sedang dipelajarinya.
6. Materi berikutnya adalah bagaimana guru melakukan asesmen pada pemberlajaran berdiferensiasi.
materi yang disampaikan adalah mengenai Asesmen Diagnostik. Asesmen Diagnostik adalah Sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai
dengan kompetensi dan kondisi siswa. Asesmen Diagnostik terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Non Kognitif yaitu untuk mengetahui dan memahami kondisi
kesejahteraan psikologi dan sosial emosi
siswa, aktivitas siswa selama belajar dirumah,
gaya belajar siswa, pergaulan siswa, dan juga
kondisi keluarga siswa.
b. Kognitif yaitu untuk mengidentifikasi capaian kompetensi siswa,
menyesuaikan pembelajaran dikelas dengan
kompetensi rata-rata siswa, memberikan kelas
remedial atau pelajaran tambahan pada siswa
yang nilainya dibawah rata-rata.
Pertanyaan bagaimana Cara Melakukan
Asesmen Diagnostik
Non Kognitif yaitu dilakukan dengan Bercerita, Menggambar, Menulis, dan dengan Angket / Polling / Pertanyaan.
Kegiatan berikutnya narasumber menyampaikan Tahap Asesmen
Diagnostik Non Kognitif
a. TAHAP
PERTAMA yaitu Menyiapkan
pertanyaan yang akan
diajukan dan media
yang digunakan untuk
mengumpulkan
jawaban dari para
siswa.
b. TAHAP KEDUA yaitu Memberikan
pertanyaan tersebut
kepada siswa untuk
mengumpulkan
jawaban
c. TAHAP KETIGA yaitu Mengidentifikasi
kebutuhan masing-masing siswa. Apabila
terdapat keluhan dari
siswa maka guru dapat
melakukan diskusi
dengan siswa tersebut.
materi selanjutnya bagaimana melakukan Asesmen Diagnostik Kognitif?
a. PERSIAPAN yaitu Membuat Rencana
Pelaksanaan Asesmen
Identifikasi Materi Asesmen
Menyusun 10 Soal
Sederhana (8 soal prasyarat
dasar yang diidentifikasi
pada langkah sebelumnya
dan 2 soal terkait pengajaran
baru.
b. PELAKSANAAN yaitu dapat dilakukan pada saat
PTM / Daring / Belajar dari
rumah
c. TINDAK LANJUT dilakukan dengan pengolahan
hasil asesmen, lalu lakukan penilaian
pembelajaran topik yang
sudah diajarkan sebelum
memulai topik
pembelajaran baru
Ulangi proses yang
sama.
pada materi terakhir narasumber menyampaikan Alur
Asesmen
Kognitif yaitu antara lain:
a. Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif secara berkala pada awal setiap kali akan berganti topik pembelajaran baru.
b. guru melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.
c. guru mengajar kelompok sesuai dengan tingkat pembelajaran. Guru menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua murid di kelas.
Ketika kegiatan penyampaian materi dirasakan cukup, maka kita membuka sesi tanya jawab dan ada 2 guru memberikan pertanyaan yaitu bagaimana menyusun RPP berdiferensiasi dan pertanyaan keduan mengenai asesmen diagnostik. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, maka dilakukan kegiatan penutupan workshop praktik baik oleh wakil kepala sekolah SMK Negeri 4 Pangkalpinang.
saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan oleh bapak Zulkifli untuk berbagi praktik baik ke rekan-rekan guru di SMK Negeri 4 Pangkalpinang.
Komentar
Posting Komentar