Workshop Pengimbasan Praktik Baik di SMK Negeri 4 Pangkalpinang Tahun 2022

Workshop Pengimbasan Praktik Baik di SMK Negeri 4 Pangkalpinang Tahun 2022


Workshop pengimbasan praktik baik di SMK Negeri 4 Pangkalpinang dilaksanakan Kamis, 10 November 2022 dengan waktu pelaksanaan 13.00 s.d 16.00 WIB, adapun peserta workshop adalah guru-guru di SMK Negeri 4 Pangkalpinang. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengimbasan praktik baik di SMK Negeri 4 Pangkalpinang dengan tujuan agar guru-guru di SMK Negeri 4 Pangkalpinang memiliki kebiasaan baik yaitu kebiasaan pengimbasan praktik baik dalam pembelajaran yang berdampak pada murid. Kegiatan Workshop Pengimbasan Praktik Baik merupakan rangkaian kegiatan dari agenda dari Program SMK Pusat Keunggulan tahun 2022 SMK Negeri 4 Pangkalpinang. Saya sebagai Narasumber dari Pengajar Praktik Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kota Pangkalpinang dengan berbagi praktik baik ke guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang merupakan hal yang sangat berkesan dan pengalaman yang luar biasa. Adapun rangkaian kegiatan workshop pengimbasan praktik baik sebagai berikut:

1. Kegiatan Workshop di awali dengan Pembukaan oleh Kepala sekolah. Pada sesi ini kepala SMK Negeri 4 Pangkalpinang. Bapak Zulkifli, beliau memberikan penguatan akan pentinganya praktik baik dalam pengembangan sekolah dan meminta kepada semua guru untuk mengikuti kegiatan workshop dengan baik.

2. Kegiatan berikutnya adalah penyempaian materi oleh Narasumber (Ahmad Zamiro) dimana kegiatan diawali dengan kegiatan ice breaking "tanya dan temukan" dengan berdasarkan pertanyaan bulan lahir, menu sarapan, tahun lahir dan jenjang kelas yang diampu. Guru berjuang menemukan persamaan dengan kelompok sebanyak 5 guru. Setelah guru menemukan kelompok berdasarkan kategori yang diminta. Kemudian dilakukan refleksi dengan pertanyaan pemantik "Apa tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mencari persamaan" pertanyaan pemantik kedua "apa yang harus dilakukan agar mudah menemukan pasangan". Setelah guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang melakukan refleksi baru kita menarik kesimpulan secara bersamaan yaitu "untuk dapat mewujudkan visi sekolah bapak/ibu sangat penting untuk saling memahami, menanyakan, mendengarkan, dan menemukan persamaan di tengah banyak perbedaan yang mungkin menimbulkan masalah. Ketika kita punya sudut pandang yang sama antara guru, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya tentang visi sekolah dan profil murid yang mau dicapai. Maka kita akan lebih mudah menjalankan komitmen kita. Kegiatan ice breaking dilakukan untuk menyemangati dan mencairkan suasana agar peserta lebih siap dalam kegiatan workshop selanjutnya.

3. Kegiatan inti : Ambil Pelajaran dan Gali mimpi merupakan rangkaian dari Ice Breaking mengarah kepada ke materi Ambil Pelajaran dan Gali mimpi dengan mengajuhkan pertanyaan pemantik "Kita akan berjalan dengan mesin waktu ke masa depan. Tiba masanya Bapak dan Ibu memasuki masa pensiun sebagai seorang pendidik. Di hari terakhir Bapak dan Ibu bekerja di sekolah nanti. Bagaimana murid ingin mengenang Bapak dan Ibu? (2 menit)". Dari pertanyaan di atas didapatkan beberapa mimpi atau harapan dari guru SMKN 4 Pangkalpinang adalah sebagai berikut; Guru yang dirindukan kehadirannya dikelas, Guru yang selalu memberikan motivasi untuk menggapai cita-cita, Guru yang setiap murid shalat selalu diingat karena motivasi untuk selalu tidak meninggalkan shalat, Guru yang dikenang sebagai sahabat murid dan menjadi pendengar yang baik, Guru yang mengayomi dan memberikan manfaat, Guru yang sabar, Guru yang disenangi, Guru yang banyak memberikan pengalaman dalam belajar (mendidik dan pelajaran hidup), Guru yang memberikan pelajaran sesuai dengan industri, Guru motivator, Guru yang menyenangkan, Guru yang menjadi teladan, Guru yang disenangi dan menjadi contoh teladan, Guru yang dicintai dan dikenang muridnya, Guru yang positif, dikenang sebagai pahlawan, dikenang sebagai guru yang penuh semangat dan menjadi sahabat, Guru yang mampu menghantarkan mimpi murid, Guru yang penuh solusi, Guru yang diteladani, Guru yang diingat karena dapat memperlakukan murid secara tepat, Guru yang sabar dan motivator, guru yang memberikan kenangan terindah untuk murid, Guru yang bermanfaat dan motivator, Guru yang disenangi dan disayangi murid. Harapan atau mimpi bapak dan ibu guru di SMK Negeri 4 Pangkalpinang narasumber minta dituliskan dalam sticky note dan meminta tiga perwakilan guru untuk membacakan dan menjelaskan mimpi/harapan yang mereka tulis ke rekan guru yang lain. 

Baru kita melanjutkan materi selanjutnya dengan memberikan video 5 Tahapan Inkuiri Apresiatif (BAGJA). Video 5 tahapan inkuiri apresiasi adalah sebuah Model manajemen perubahan kolaboratif
setelah guru-guru selesai menyaksikan video 5 Tahapan Inkuiri Apresiatif (BAGJA) guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang kemudian diminta untuk bercerita Ambil pembelajaran dari proses belajar dan mengajar. Apa saja yang sudah baik, dan apa saja yang perlu ditingkatkan? lalu pada kegiatan Gali Mimpi guru-guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang, guru-guru diminta untuk menceritakan dengan singkat harapan/mimpi warga sekolah yaitu murid, orang tua dan guru/kepala sekolah agar pembelajaran semakin berdampak pada murid? dengan pesan kunci Apa saja harapan / mimpi agar pembelajaran di Sekolah yang berdampak pada murid? apa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya? pertanyaan-pertanyaan pesan kunci tersebut bapak dan ibu guru SMK Negeri 4 Pangkalpinang menuliskan pada aplikasi Jamboard yang sebelumnya sudah persiapkan oleh narasumber.


Setelah dirasakan peserta Workshop Sharing Praktik Baik telah memahami penilaian Inkuiri Apresiatif (BAGJA) maka Narasumber mengarahkan peserta untuk membuat beberapa kesimpulan diantara adalah :
a. Menarik pembelajaran dari pelaksanaan proses belajar dan mengajar selama ini penting dilakukan agar kita mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih menjadi tantangan. Sehingga pada masa depan upaya perbaikan terus bisa dilakukan agar pembelajaran semakin berdampak pada murid.
b. Mendengarkan dan menggali harapan warga sekolah yaitu orang tua, guru/kepala sekolah dan murid sangat penting agar pembelajaran yang berdampak pada murid sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita bersama. Sehingga kolaborasi dan gotong royong dapat terus ditingkatkan. 
c. Kita semua perlu mengingat bahwa kolaborasi dan gotong royong adalah kunci untuk mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid.

4. Materi berikutnya adalah materi Komunitas Praktisi. Komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. (Wenger, 2012). dilanjutkan menyampaikan tujuan dasar dari komunitas praktisi yaitu Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran, Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota, Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka, Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi  dan Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari. 

Narasumber juga menyampaikan Karakteristik Komunitas Praktisi dimana Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain: 
a. Domain: Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, Identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu.
b. Komunitas: Adanya tatanan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin/reguler, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi 
c. Praktik: Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya: informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video.

Narasumber juga menyampaikan Contoh Komunitas Praktik Guru di Sekolah Menengah Pertama Merdeka antara lain : 
a. Domain: Guru-guru dari Sekolah Menengah Pertama Merdeka yang memiliki tujuan untuk menjadi guru yang berpusat pada murid  
b. Komunitas: Adanya kesepakatan pertemuan dua minggu sekali di sekolah untuk belajar bersama dan berbagi praktik baik 
c. Praktik: Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto dan video kegiatan, dan kumpulan dokumen hasil refleksi peserta.

Narasumber juga menyampaikan jenis aktivitas komunitas antara lain : 
a. Berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari penyelesaian masalah 
b. Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah 
c. Berbagi pengalaman menjalankan praktik 
d. Merefleksikan tindakan-tindakan yang sudah diambil untuk melakukan perbaikan 
e. Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar

Komunitas Praktisi adalah sebuah komunitas dapat saling mengisi, anggota komunitas dapat berinteraksi untuk berbagi maupun berkolaborasi. Dan setiap peserta dapat kembali membagikan pengalaman (praktik baik) dan pengetahuannya kepada orang lain. setelah penyampaian materi komunitas praktisi dianggap sudah cukup maka sesi 4 berakhir.

5. Pada sesi ini pemateri menyampaikan materi Pembelajaran Berdiferensiasi atara lain sebagai berikut:
Menurut Tomlinson (2000) Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Jika kita lihat dari Tujuan Pembelajaran berdiferensiasi adalah Agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Bagaimana Orientasi Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. 

Bagaimana Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi jika dilihat dari Diferensiasi Konten strateginya yaitu membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. dari segi Diferensiasi Proses dimana murid dapat berlatih dan memahami konten (isi) materi dan apabila kita lihat dari Diferensiasi Produk strategi yang dilakukan yaitu memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Tiga aspek kebutuhan belajar siswa menurut Tomlinson (2001) adalah Kesiapan belajar (readinees), Minat Murid dan Profil Belajar Murid. Kesiapan Belajar (Readiness) Murid adalah Tingkat kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualnya (IQ) namun pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh murid saat mereka akan belajar apakah sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan. Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi sejauhmana tingkat kesulitan dalam bahan ajar yang akan diajarkan sehingga murid dapat memenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013). Minat murid Menurut Tomlinson (2001) ada beberapa tujuan pemetaan murid dalam merancang pembelajaran dengan mempertimbangkan pada minat murid antara lain: 1) membantu murid menyadari bahwa adanya kecocokan atau kesesuaian visi antara sekolah dan keinginan murid sendiri untuk belajar, 2) menunjukan adanya keterhubungan antara semua pembelajaran (terintegrasi), 3) menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan bagi murid untuk mempelajari keterampilan atau ide yang belum familiar bagi mereka dan 4) meningkatkan motivasi dan semangat belajar murid. Pendidik pastinya sudah memahami bahwa setiap tahun murid yang berbeda akan menunjukan minat yang berbeda-beda pula. Profil Belajar murid adalah Gaya belajar murid dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Belajar lewat melihat (Visual) melalui media diagram, powerpoint, catatan, grafik, peta, bagan, video dsb, 2 Belajar dengan mendengar (Auditory) melalui penjelasan guru, membaca dengan suara keras, mendengarkan musik dsb, 3) Belajar dengan menggerakan hanya sebagian atau seluruh tubuhnya (Kinestetik) melalui perenggangan tubuh, hands on, memegang atau menyentuh benda-benda yang menjadi bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

6. Materi berikutnya adalah bagaimana guru melakukan asesmen pada pemberlajaran berdiferensiasi.
materi yang disampaikan adalah mengenai Asesmen Diagnostik. Asesmen Diagnostik adalah Sebuah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa. Asesmen Diagnostik terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Non Kognitif yaitu untuk mengetahui dan memahami kondisi kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas siswa selama belajar dirumah, gaya belajar siswa, pergaulan siswa, dan juga kondisi keluarga siswa.
b. Kognitif yaitu untuk mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dikelas dengan kompetensi rata-rata siswa, memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan pada siswa yang nilainya dibawah rata-rata.
Pertanyaan bagaimana Cara Melakukan Asesmen Diagnostik Non Kognitif  yaitu dilakukan dengan Bercerita, Menggambar, Menulis, dan dengan Angket / Polling / Pertanyaan.

Kegiatan berikutnya narasumber menyampaikan Tahap Asesmen Diagnostik Non Kognitif
a. TAHAP PERTAMA yaitu Menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan dan media yang digunakan untuk mengumpulkan jawaban dari para siswa.
b. TAHAP KEDUA yaitu Memberikan pertanyaan tersebut kepada siswa untuk mengumpulkan jawaban
c. TAHAP KETIGA yaitu Mengidentifikasi kebutuhan masing-masing siswa. Apabila terdapat keluhan dari siswa maka guru dapat melakukan diskusi dengan siswa tersebut.

materi selanjutnya bagaimana melakukan Asesmen Diagnostik Kognitif?
a. PERSIAPAN yaitu Membuat Rencana Pelaksanaan Asesmen Identifikasi Materi Asesmen Menyusun 10 Soal Sederhana (8 soal prasyarat dasar yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya dan 2 soal terkait pengajaran baru.
b. PELAKSANAAN yaitu dapat dilakukan pada saat PTM / Daring / Belajar dari rumah
c. TINDAK LANJUT dilakukan dengan pengolahan hasil asesmen, lalu lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru Ulangi proses yang sama.

pada materi terakhir narasumber menyampaikan Alur Asesmen Kognitif yaitu antara lain:
a. Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif secara berkala pada awal setiap kali akan berganti topik pembelajaran baru.
b. guru melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.
c. guru mengajar kelompok sesuai dengan tingkat pembelajaran. Guru menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua murid di kelas.

Ketika kegiatan penyampaian materi dirasakan cukup, maka kita membuka sesi tanya jawab dan ada 2 guru memberikan pertanyaan yaitu bagaimana menyusun RPP berdiferensiasi dan pertanyaan keduan mengenai asesmen diagnostik. Setelah kegiatan tanya jawab selesai, maka dilakukan kegiatan penutupan workshop praktik baik oleh wakil kepala sekolah SMK Negeri 4 Pangkalpinang.
 
saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan oleh bapak Zulkifli untuk berbagi praktik baik ke rekan-rekan guru di SMK Negeri 4 Pangkalpinang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Tercipta

TANGGAL 31 JANUARI 2022 BATAS AKHIR AKTIVASI AKUN BELAJAR.ID

Cahaya Membuat Dunia ini Menjadi Indah